Yesaya 62:1-7
“Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “Yang Diabaikan,” dan negerimu tidak akan disebut lagi “Yang Ditinggalkan”; tetapi engkau akan dinamai “Yang berkenan kepadaKu,” dan negerimu, “Yang Bersuami”; sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.”
Zion Menerima Suatu Urapan Ester dan Perkenanan yang Luar Biasa dan Allah Sedang Membawanya Masuk Kedalam Suatu Keintiman
Pada tanggal 22 Nov 2002, saya berada dalam perjalanan pertama saya menuju International House of Prayer (IHOP) di Kansas City, Missouri. Saya tidak pernah menyadari bahwa Allah telah menyiapkan hal yang luar biasa bagi saya di dalam pesawat. Duduk di sebelah saya, seorang gadis muda. Kami hanya saling berkenalan dan bercakap-cakap ramah tamah, tak ada sesuatu yang luar biasa pada awalnya, ketika tiba-tiba saya dapat merasakan atmosfir di sekitar kami menjadi berubah. Roh nubuatan turun atas saya, atas kami berdua, dalam suatu perjalanan pesawat, suatu cara yang sangat tidak biasa.
Saya lalu melihatnya dan berkata, “Engkau berasal dari Southern California, betul?” Gadis Afrika-Amerika ini menjawab, “Ya.” Lalu saya berkata kembali, “Bukan dari LA, namun suatu tempat yang dekat dengan LA, betul?” , ia menjawab, “Ya, saya berasal dari San Diego, tetapi saat ini saya tinggal di Long Beach.” Selanjutnya saya berkata, “Engkau sedang menuju ke Universitas Long Beach State, betul?” dan katanya, “Ya.” “Dan engkau adalah mahasiswi tahun kedua, betul?” dan ia menjawab, “Uhm, yeah.”Saya bertanya lagi, “Jurusanmu psikologi, bukan?” Dan tampak mulai merasa sedikit aneh, ia berkata, “Ya, tapi dari mana engkau tahu?” Tetapi saya bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki teman yang bernama Tiffany?” Ia berkata, “Ok, saya memang memiliki dua orang teman yang bernama Tiffany, tetapi ada apa ini?” Saya berkata padanya, “Saya pun tidak mengerti, biasanya saya juga tidak seperti ini. Saya membawa alat musik, dan itupun saya tidak pernah melakukannya dalam pesawat. Yang saya tahu hanyalah bahwa Allah sungguh-sungguh mengasihimu, dan Yesus memiliki suatu rencana yang luar biasa bagi hidupmu.”
Ia lalu menyeka air matanya dan saya mulai bernubuat bahwa urapan Ester turun atas hidupnya dan bahwa perkenanan yang luar biasa akan turun atasnya di tempat kuliahnya, dan bahwa Allah akan membawanya masuk kedalam suatu kekudusan dan keintiman