Monday, June 14, 2010

Endtime Men’s Mentality vs God’s Warrior Mentality

Setiap ujian, pencobaan, kesukaran, krisis atau masa-masa sulit yang diijinkan Tuhan datang ke dalam kehidupan kita adalah suatu seperti suatu pohon di musim dingin. Pohon-pohon di musim dingin, dari luar kelihatannya seperti mati, stagnant, tidak menghasilkan apa-apa, kering dan berguguran, tidak terlihat indah apapun dari penampakan luarnya. Tetapi sesungguhnya pada musim dingin itulah pohon sedang menghasilkan getah dari dalam agar bisa kuat dan menghadapi musim-musim lainnya sehingga menghasilkan daun, bunga bahkan berbuah. (Yakobus 1 : 1-4, 12)
Dalam aksara Cina kata “krisis” terdiri dari dua suku kata yang mempunyai arti “bahaya dan kesempatan” – jadi tinggal bagaimana engkau melihat suatu masalah yang datang ke dalam hidupmu, apakah engkau melihatnya sebagai suatu tantangan untuk ditaklukkan atau masalah itu yang menaklukkanmu.
Tuhan sesungguhnya telah memberikan kepadamu kemampuan untuk menjadi “the conqueror” atau si penakluk atau seorang yang lebih dari pemenang, jika engkau mau bangkit dan memakai segenap senjata Allah yang telah diberikan kepada kita. (II Samuel 22:30-37)
Kata "bangkit" dalam Yesaya 60:1, bahasa aslinya/Ibrani, artinya menyadari potensi yang kita miliki didalam Tuhan dan memakainya.
Pencobaan yang diijinkan oleh Tuhan dalam bahasa aslinya adalah “peradzo” artinya suatu ujian untuk menjadikan mutu lebih baik (menguji kualitas), karena Tuhan tak pernah mengijinkan kita dicobai melampaui kekuatan kita (II Samuel 22:18, I Korintus 10:13).Dan sesungguhnya sebelum waktu pencobaan itu tiba, Tuhan telah mempersiapkanmu dengan anugerah yang cukup jauh-jauh hari sebelumnya. Ia telah mengaruniakan kepadamu segala hal yang engkau akan perlukan pada masa pencobaan itu yakni kesabaran, kekuatan, ketangguhan dan kemampuan untuk melewati semuanya sehingga engkau dapat berkata seperti yang FirmanNya katakan ‘we are armed and dangerous” (II Samuel 22:38-43).
“You have armed me with strength for the battle; you have subdued my enemies under my feet.” (II Samuel 22:40 – NLT)
Sebagai contoh analogi, kita mungkin pernah melihat gambar seorang penjahat yang sedang dicari oleh polisi, seringkali pada foto atau gambar penjahat itu diatasnya tertulis bersenjata dan berbahaya. Demikian pula, sesungguhnya Tuhan telah membuatmu “bersenjata dan berbahaya” bagi kerajaan kegelapan. Oleh sebab itu iblis seringkali menargetkan serangannya kepadamu dengan bertubi-tubi karena, apabila engkau mengerti, engkau merupakan musuh yang sangat berbahaya bagi kerajaan kegelapan. Puji Tuhan !
Kelemahan dari kebanyakan orang Kristen yang mengaku dirinya anak-anak Allah dan orang percaya adalah “weak mentality”/mentalitas yang lemah  atau “victim mentality/mentalitas korban” sehingga seringkali bersikap pasif, pasrah dan apatis atas apa yang telah dan sedang terjadi, mengasihani diri sendiri bahkan seringkali malah bersikap menyalahkan orang lain, keadaan bahkan Tuhan, atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
Sungguh suatu bentuk penerimaan yang salah dan target atau sasaran serangan yang benar-benar jauh dari yang seharusnya oleh karena tipuan iblis yang disebabkan ketidak-mengertian dan ketidakacuhan  akan Allah dan FirmanNya sehingga seringkali malah semakin memperburuk situasi yang sedang dihadapi.
Perasaan apatis, pasif, pasrah dan menerima atas tekanan dan intimidasi yang terjadi dalam kehidupan orang kristen bahkan mereka yang seringkali  telah aktif dalam pelayanan dan sungguh-sungguh berusaha hidup untuk taat dan mengasihi Tuhan, adalah karena pengaruh dari “the spirit of infirmity/roh kelemahan” yang sedang dilepaskan dengan luar biasa pada hari-hari akhir ini sebagai salah satu strategi dan senjata pamungkas iblis untuk membuat gereja Tuhan lumpuh, malas, tidak berdaya, letih, tidak bergairah, tidak mempunyai kesaksian hidup dst., karena berbagai kesukaran dan kesulitan yang dihadapinya sepertinya melampaui kekuatan mereka baik yang terjadi dalam hidup mereka pribadi atau atas orang-orang yang mereka kasihi. Dan pada akhirnya tujuan akhir iblis bukan saja prajurit-prajurit Tuhan tersebut tidak dapat bangkit seperti sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya dan nabi Yoel, melainkan kehilangan kepercayaan akan kuasa Firman Tuhan, kasih mereka kepada Tuhan mulai dingin karena rasa tawar hati dan kekecewaan yang mulai merasuk dalam hati mereka, meragukan jati diri mereka sebagai orang percaya milik Kristus sehingga banyak dari mereka yang akhirnya tergoda untuk mengambil keputusan-keputusan yang menyesatkan dan lebih menyengsarakan mereka pada akhirnya.
Hal lainnya adalah karena kebanyakan manusia di akhir jaman ini ingin semuanya serba “instant/cepat” yakni suatu era yang disebut “post modern”. Makanan cepat saji, ingin cepat kaya, cepat terkenal, cepat berhasil, dsb. Padahal semua yang dihasilkan dalam ketergesa-gesaan tidak ada yang baik dan dapat bertahan lama.
Manusia telah kehilangan “warrior mentality/mentalitas pejuang/the fighting spirit” yang memberikan kemampuan dalam dirinya untuk tidak gampang menyerah dan selalu memperjuangkan hingga mendapatkan hasil yang terbaik seperti yang diinginkan terjadi dalam kehidupan mereka. Dalam seluruh kisah yang terdapat di alkitab dari perjanjian lama hingga perjanjian baru, bila kita renungkan dengan baik, Tuhan selalu menekankan tentang perjuangan dan menaklukkan, tentang para prajurit dan pahlawan, yang cakap dalam peperangan dan menggunakan senjata.
Tetapi manusia modern jaman ini ingin segalanya didapatkan dengan kemudahan-kemudahan dan cepat karena rasa malas serta keserakahan yang merajalela dan sikap mental yang pasif dan tak mau susah. Tak ada lagi daya juang dan ketangguhan dalam mengerjakan sesuatu sehingga dimana-dimana akhirnya ditemukan kehancuran dan kebinasaan seperti hutang yang menumpuk karena pemakaian lebih besar dari penghasilan dsb. Segala kemudahan-kemudahan dari kemajuan teknologi di pelbagai bidang juga telah menambah kerusakan mental dan jiwa manusia dengan sikap nyaman yang berlebihan.
“Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya.”(Amsal 1:32)
Sedangkan mentalitas ketekunan dimana pada saat segala sesuatu membutuhkan pengorbanan, ketangguhan dan keuletan sudah jarang ditemui pada mayoritas masyarakat pasca modern seperti sekarang ini. Tekanan demi tekanan dari ilah-ilah jaman ini telah membuat manusia kehilangan arah dan kendali yang benar dan akal sehat mereka telah menjadi tumpul. Akal sehat manusia telah diserahkan kepada penguasa jaman ini sehingga manusia penuh dengan keserakahan, ketamakan, kesombongan, dan pelbagai hawa nafsu yang pada akhirnya akan membawa kehancuran bagi manusia itu sendiri dan dunia ini. (Roma 1:28-31)
Manusia yang saling membagi dan menolong satu sama lain juga semakin lama semakin berkurang , mereka semakin hidup secara individualistis dan saling menekan satu dengan yang lainnya, saling memanfaatkan dan menggunakan sesamanya untuk kepentingan pribadinya. “Canibalism mentality” , manusia saling memakan satu sama lain, yang lebih kuat memakan yang lebih lemah adalah ciri-ciri mentalitas manusia di akhir jaman yang dikuasai oleh penguasa dan ilah-ilah jaman ini karena mereka menyerahkan pikiran dan kehendak mereka untuk mengejar semua kenikmatan dengan mudah dan cepat.
Oleh karena keadaan yang demikian manusia pada akhir jaman selalu penuh dengan ketakutan akan segala sesuatu yang dipunyainya akan lenyap atau diambil orang lain. Mereka hidup dengan perasaan selalu terancam sehingga perlu mengamankan segala milik mereka dengan pelbagai cara tanpa menghiraukan sesamanya. Manusia di akhir jaman hidup dengan dikuasai dan dikontrol oleh roh ketakutan oleh karena mereka hidup dengan pikiran mereka yang duniawi dan dikuasai oleh segala hawa nafsu kedagingan. Karena itu keadaan manusia di jaman ini lebih sering saling membenci, saling menyerang satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung, paling tidak menyerang sesamanya dengan membicarakan orang lain di belakang mereka, mengutuki dan memusuhi daripada saling mengasihi dan saling memberi seperti perintah Tuhan karena kasih dalam kehidupan manusia jaman ini telah menjadi dingin dan mereka sangat mementingkan diri mereka sendiri.
(II Timotius 3:1-5)
Tuhan memanggil “gerejaNya di akhir jaman” untuk keluar dan tidak serupa dengan jaman yang biadab ini dan berdiri sebagai “prajurit-prajurit Allah yang mempertahankan kebenaran dalam kerajaaan Allah” (Roma 12:2, II Korintus 10:3-4, Efesus 6:12, I Timotius 4:10)
Ada suara-suara sedang dilepaskan dari tahta Allah Bapa kepada prajurit-prajurit Allah yang telah dipersiapkan dalam gua "adulam" dan lembah "baka" dengan berbagai ujian juga berbagai latihan di padang gurun yang kering dan tandus selama ini. Suara-suara tersebut berupa kunci-kunci, strategi-strategi, kreatifitas dan penemuan-penemuan yang baru untuk merebut kembali apa yang menjadi milik warisanmu di dalam Kristus dan apa yang telah dijarah dan dirampas darimu sebagai orang kudus Allah oleh karena semua ketidaktaatan dan ketidakpercayaanmu pada waktu yang lampau. Tetapi ini adalah musim dimana engkau akan memasuki wilayah-wilayah untuk merampas kembali atas semua yang telah dicuri dan diambil secara paksa darimu. Engkau tidak akan lagi dikuasai oleh roh ketakutan, kebimbangan dan kebingungan seperti yang sedang melanda seluruh isi dunia pada waktu ini. Sebaliknya engkau akan menjadi prajurit-prajurit terang dan kebenaran yang berjalan dalam otoritas yang penuh yang telah diberikan kepadamu oleh Komandanmu untuk mengalahkan musuh-musuhmu berada di bawah kakimu. Engkau adalah pasukan-pasukan Allah yang cakap dalam pertempuran karena  telah melewati berbagai proses dan latihan-latihan untuk melepaskan pikiran duniawi serta hawa nafsu kedaginganmu, mahir dalam menggunakan senjata dan tidak pernah meninggalkan atau melepaskannya.
“Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”(II Timotius 2:4)
Ya, inilah waktunya engkau memasuki wilayah-wilayah kegelapan yang sebelumnya telah mengalahkanmu dan membawanya kepada kerajaan terang serta merebut kembali semua yang telah diambil dan dicuri oleh musuh-musuhmu daripadamu.
“And from the days of John the Baptist until now the kingdom of heaven suffereth violence, and the violent take it by force.” (Matius 11:12-KJV)
Inilah waktunya engkau memekik, bertempik dan bersorak, meneriakkan suara-suara kemenanganmu atas semua musuhmu, atas semua yang telah menahanmu menggenapi “destiny” kerajaanmu selama ini. Sekarang bukanlah saatnya engkau menangis dan meratap, tetapi bangkitlah dan gunakan seluruh senjatamu untuk mengalahkan musuh-musuhmu. Ada peperangan di udara, engkau harus berada disana karena jarahan sedang dibagi-bagikan. Engkau harus turut bertempur untuk mendapatkan bagian jarahanmu yang telah hilang selama ini. (II Tawarikh 13:15, Mazmur 119:162, Yesaya 24:14, Yesaya 42:13)
Ada suara pedang berdenting, ada suara panah-panah yang berdesing, ada cahaya-cahaya dan kilauan-kilauan dari senjata yang saling bertemu.  Seorang prajurit sejati dapat mendengar suara peperangan dari tempat kejauhan dan segera mengambil senjatanya untuk turut bertempur membela pasukannya.
Engkau harus mempertajam penglihatanmu dan pendengaranmu untuk melihat dan mendengar melampaui apa yang engkau lihat dan dengar dengan pancaindera jasmanimu.
Ini sungguh merupakan suatu musim dan momentum yang sangat penting dan menegangkan bagi semua prajurit mempelai Kristus sehingga semua pancaindera rohanimu perlu senantiasa terjaga, tajam dan waspada. I
“So then, have your minds ready for action. Keep alert and set your hope completely on the blessing which will be given you when Jesus Christ is revealed.” (I Petrus 1:13 – Today’s Vers)
“Make up your minds ahead of time not to worry about how you will defend yourselves,..(Lukas 21:14- Today’s English Vers)
Waktunya akan segera tiba dan semuanya berakhir, jarahan dan rampasan akan dibagikan, warisan diberikan dan prajurit-prajurit Allah yang telah bertempur untuk kerajaan kebenaran akan mengalami manifestasi-manifestasi kerajaan dalam realitas seperti yang diharapkan oleh mereka, orang-orang tidak percaya bahkan Tuhan sendiri. (Yesaya 43:7, Roma 8:19)
Tetapi orang-orang kudus Allah yang tidak mengambil posisi kerajaan karena tergoda dengan segala tawaran atau tekanan dari ilah-ilah jaman ini akan kehilangan semua manifestasi kerajaan Allah yang telah dinantikan-nantikan karena mereka tidak berada pada posisi dan tempat dimana seharusnya mereka berada.
Karena itu janganlah berada di tempat-tempat lain pada waktu yang sangat krusial bagi “destiny” kerajaan seperti sekarang ini, agar tidak seorangpun mengambil posisi kerajaanmu daripadamu. - Joel Harahap

No comments:

Post a Comment