Friday, October 22, 2010

Mempersiapkan Zion Bagi Suatu Pernikahan

Yesaya 62:1-7
“Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “Yang Diabaikan,” dan negerimu tidak akan disebut lagi “Yang Ditinggalkan”; tetapi engkau akan dinamai “Yang berkenan kepadaKu,” dan negerimu, “Yang Bersuami”; sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.”
Zion Menerima Suatu Urapan Ester dan Perkenanan yang Luar Biasa dan Allah Sedang Membawanya Masuk Kedalam Suatu Keintiman
Pada tanggal 22 Nov 2002, saya berada dalam perjalanan pertama saya menuju International House of Prayer (IHOP) di Kansas City, Missouri. Saya tidak pernah menyadari bahwa Allah telah menyiapkan hal yang luar biasa bagi saya di dalam pesawat. Duduk di sebelah saya, seorang gadis muda. Kami hanya saling berkenalan dan bercakap-cakap ramah tamah, tak ada sesuatu yang luar biasa pada awalnya, ketika tiba-tiba saya dapat merasakan atmosfir di sekitar kami menjadi berubah. Roh nubuatan turun atas saya, atas kami berdua, dalam suatu perjalanan pesawat, suatu cara yang sangat tidak biasa.
Saya lalu melihatnya dan berkata, “Engkau berasal dari Southern California, betul?” Gadis Afrika-Amerika ini menjawab, “Ya.” Lalu saya berkata kembali, “Bukan dari LA, namun suatu tempat yang dekat dengan LA, betul?” , ia menjawab, “Ya, saya berasal dari San Diego, tetapi saat ini saya tinggal di Long Beach.” Selanjutnya saya berkata, “Engkau sedang menuju ke Universitas Long Beach State, betul?” dan katanya, “Ya.” “Dan engkau adalah mahasiswi tahun kedua, betul?” dan ia menjawab, “Uhm, yeah.”Saya bertanya lagi, “Jurusanmu psikologi, bukan?” Dan tampak mulai merasa sedikit aneh, ia berkata, “Ya, tapi dari mana engkau tahu?” Tetapi saya bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki teman yang bernama Tiffany?” Ia berkata, “Ok, saya memang memiliki dua orang teman yang bernama Tiffany, tetapi ada apa ini?” Saya berkata padanya, “Saya pun tidak mengerti, biasanya saya juga tidak seperti ini. Saya membawa alat musik, dan itupun saya tidak pernah melakukannya dalam pesawat. Yang saya tahu hanyalah bahwa Allah sungguh-sungguh mengasihimu, dan Yesus memiliki suatu rencana yang luar biasa bagi hidupmu.”
Ia lalu menyeka air matanya dan saya mulai bernubuat bahwa urapan Ester turun atas hidupnya dan bahwa perkenanan yang luar biasa akan turun atasnya di tempat kuliahnya, dan bahwa Allah akan membawanya masuk kedalam suatu kekudusan dan keintiman
bersamaNya. Saat itu saya memiliki buku Alice Smith berjudul “Beyond the Veil,” dan buku ini saya berikan padanya, sebagai persiapan baginya untuk menjalani suatu hidup di balik selubung dunia ini dan di dalam keintiman bersama Allah.
Saya Bertemu “Zion” Di Atas Pesawat
Saya merasakan hadirat Roh Kudus atas saya lalu saya mendengar Tuhan berkata, “tanyakan namanya, tapi pertama-tama, engkau katakan padanya ada sesuatu yang berharga mengenai namanya.” Saya berpikir, “Ok Tuhan, sejauh ini semuanya memang berjalan baik, tetapi mengapa engkau tidak mengatakan saja namanya kepadaku?” Tuhan menjawab, “Tidak, engkau tanyakan padanya, tapi katakan kepadanya ada sesuatu yang berharga mengenai namanya.” Saya taat dan berkata, “Tuhan berkata kepada saya bahwa ada sesuatu yang berharga mengenai namamu. Siapakah namamu?” dan ia lalu menjawab, “Nama saya Zion.” Saya berseru, “Oh, Zion!” Saya sungguh terkejut!
Saya lalu membuka Yesaya 62 dan berkata kepadanya, ” Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.” Saya terus membaca dan tiba pada, “… negerimu, “Yang Bersuami.” Dan Zion lalu berkata, “Ini tidak mungkin, karena saya memang terbang dari California menuju Kansas City untuk menghadiri pernikahan saudara sepupu saya.”
Kembali terkejut dan tercengang oleh kesamaan tersebut, saya bersandar di tempat duduk saya dan berkata, “Ok, Roh Kudus juga berkata bahwa ada sesuatu yang berharga mengenai nama terakhirmu. Apakah nama terakhirmu?” Dan saya mendengarnya menjawab, “Ready (Siap).” Saya terkejut dan berkata, “Maaf, apakah engkau berkata, ‘Ready’ atau ‘Redding,’ seperti Otis Redding?” Ia lalu mengeja,” R-e-d-i-e,” dan ia kepada saya bahwa nama itu diucapkan seperti “Ready (Siap).”
Saya tidak tahu apakah saya sedang duduk di samping seorang malaikat saat itu ataukah tidak. Saya sampai memintanya menyebut dan mengeja namanya kurang lebih 4 kali ! Saya sungguh takjub dan terpesona dengan perjalanan pesawat itu dan hadirat Tuhan. Zion Redie telah mengikut Tuhan selama kurang lebih setahun, dan sampai saat ini, ia belum pernah menerima perkataan profetik dari siapapun sebelumnya. Saat sahabat saya John Hamill menjemput saya menuju IHOP di Kansas City, saya tak dapat melupakan perjumpaan dengan gadis muda yang bernama Zion Redie tersebut, yang terbang dari California menuju Kansas City untuk menghadiri suatu pernikahan.
“Aku Akan Menikahi Kegerakan Yang Berbeda-beda Yang Sedang Terjadi Bersama-sama Saat Ini … dan Kesatuan Ini Akan Menghancurkan Kuasa Kematian”
Saat tiba di IHOP, saya lalu membagikan kisah ini kepada Mike Bickle dan John Hamill, dan juga kepada Dutch Sheets dan Lou Engle. Saat saya terus berdoa dan merenungkan, Tuhan mulai menunjukkan kepada saya bahwa peristiwa itu bukan sekedar perjalanan pesawat yang mengasyikkan. Ia memakai peristiwa ini sebagai tanda atas apa yang sedang Ia lakukan pada saat ini. Mengingat bagaimana Tuhan memerintahkan kepada saya untuk menubuatkan urapan Ester yang turun atas hidup Zion Redie dan jurusan psikologinya, dan juga bahwa ia sedang melakukan perjalanan dari California untuk menghadiri suatu pernikahan di Kansas City, saya lalu merasa Tuhan berkata:
“Aku mempertunangkan diriKu sendiri bagi suatu generasi Ester yang tanpa kasih Bapa. Dan seperti jurusan psikologi Zion Redie, yang merupakan suatu bidang studi jiwa, Aku-pun sedang berfokus kepada jiwa-jiwa; bahwa Aku akan menyiapkan “Zion is Ready” bagi suatu pernikahan, dan bahwa Aku akan menikahi Israel dan bangsa-bangsa, bahwa Aku akan menikahi kegerakan yang berbeda-beda yang sedang terjadi bersama-sama, dan sinergi dari kesatuan ini akan menghancurkan kuasa kematian, yang sedang terjadi pada hari-hari ini.”
Hari dimana saya bertemu Zion Redie adalah tanggal 22 November dan tidak kebetulan, tanggal itu adalah tanggal dimana John Kennedy meninggal dunia, dan banyak orang Amerika menjadi yakin bahwa kematiannya adalah pemicu bagi munculnya ketiadaan pengharapan yang menyebarkan kuasa kematian dan keputus-asaan.
Apa yang terjadi setelah itu sungguh luar biasa. Lou Engle, Dutch Sheets dan saya terbang ke Kansas City atas permintaan dari Mike Bickle dan staf IHOP pada tanggal 5 Desember 2002. Kami membahas tentang perjumpaan dengan “Zion Ready” yang terjadi pada 22 November lalu, dan juga Yesaya 22:22 yang didapatkan oleh Shawn Bolz pada saat itu pula. Hasil dari pertemuan ini adalah para pemimpin ini merasa bahwa Tuhan menginginkan mereka untuk menggabungkan pengurapan mereka dan jubah doa mereka bersama-sama: Dutch Sheets, mewakili otoritas Pemerintahan; Lou Engle, mewakili pengabdian kekudusan Nazirite; Mike Bickle, mewakili keintiman pengantin Gadis Sulam Kidung Agung dalam hal doa syafaat; dan Che Ahn, mewakili Kuasa Penginjilan.
Dan tahun itu pada tanggal 31 Desember 2002, di The Call Kansas City, mereka membuat covenant bersama Allah dan setiap mereka bersama-sama mengusahakan terjadinya kebangkitan di Amerika. Beberapa waktu kemudian, Lou Engle, merasa bahwa The Call School, yang berada di California, akan bergabung bersama doa 24-jam di IHOP Kansas City, dan akhirnya ia pindah bersama semua keluarganya dan The Call School ke IHOP di Kansas City – dan mereka bersama-sama menggabungkan diri. Sinergi dari kesatuan ini telah mengalami peningkatan yang luar biasa. Banyak jiwa telah diselamatkan, banyak hidup telah diubahkan, pusat krisis kehamilan dan badan-badan adopsi telah didirikan, melawan aborsi, dan kegerakan doa telah didorong untuk masuk ke tengah-tengah peperangan budaya.
Menetapkan dan Mengakhiri Dekrit Kematian Atas Suatu Generasi
Masih pada tahun 2002 itu, saya lalu mencoba menemukan Zion Redie, atau mencari seseorang yang dapat mengenalnya, tapi tanpa hasil. Walau demikian, saya terus mendoakannya, karena bagi saya pribadi ia mewakili suatu generasi yang selanjutnya tetapi bagimu ia mungkin mewakili suatu tugas lain yang Tuhan sedang berikan kepadamu saat ini. Saya merasa bahwa diri Zion Redie yang sebagai seorang Afrika Amerika juga merupakan suatu tanda, maka saya tetap mendoakannya selama bertahun-tahun, karena ia, bagi saya secara pribadi, adalah tanda dan simbol hati Allah seperti bagi Ester, yang menetapkan dan mengakhiri dekrit kematian bagi suatu generasi.
Meski Zion Redie sendiri bukanlah seorang gadis tanpa bapa (karena ia berasal dari suatu keluarga yang besar). Saya memakai Yesaya 62 untuk berdoa bagi suatu generasi atau suatu bangsa, yang seperti Ester, tanpa bapa (Ester 2:7). Seperti yang dikatakan oleh Yesaya 62:6, saya tahu bahwa saya adalah seorang pengintai di tembok, yang dipanggil untuk berdoa dan mengingatkan Allah dan tidak membiarkanNya untuk beristirahat, berseru agar berkatNya dilepaskan bagi “Zion”. Saya mempelajari statistik dan semua yang saya bisa di tahun-tahun selanjutnya, dan menjadi seorang mahasiswa jurusan budaya saat saya berdoa bagi panggilan saya untuk generasi selanjutnya yang ada di Amerika. Dua buku saya, “History Makers” dan “Created for Influence,” dan DVD “The Truth Behind Abortion,” adalah riset yang dilahirkan dari buah doa syafaat ini.
Lalu pada tahun 2004, saya menemukan artikel yang terkait dengan Zion Redie, dan saya bersukacita atas apa yang Allah telah lakukan dalam hidupnya. Suatu perkenanan seperti Ester telah turun dalam hidupnya, ia ditampilkan dalam pertunjukan-pertunjukan fashion dan modeling, Zion Redie juga menjadi seorang pemimpin dalam kegiatan universitas. Ia juga terlibat dalam kegiatan aliansi Afrika Amerika dan kelompok studi Alkitab di kampusnya. Ia mendapat begitu banyak perkenanan di tempat ia kuliah dimana ia juga mendapat kontrak kerja dari Long Beach State untuk menjadi Student Life Coordinator. Saya yakin Allah memakai posisinya sebagai Student Life Coordinator sebagai suatu tanda bahwa Ia sedang membangkitkan orang-orang yang akan berjuang bagi suatu kehidupan seperti Ester.
Lalu saya tidak lagi berusaha untuk mencari dan menemukan Zion Redie hingga tahun 2007 agar tidak tampak aneh, tetapi saya tetap mendoakannya dari jauh, karena entah bagaimana seperti telah saya katakan sebelumnya, bagi saya pribadi, ia mewakili suatu generasi yang selanjutnya. Dan saat saya sedang menceritakan tentang bagaimana Tuhan sedang menyiapkan "Zion" bagi suatu pernikahan di GOD TV pada bulan Mei 2007 melalui kisah Zion Redie yang saya temui di pesawat, seorang pendoa syafaat di Long Beach, California, Doug Davis, tertarik mendengarnya. Untuk mengecek keabsahan kesaksian saya, Doug Davis, melalui kenalannya dapat menjumpai Zion Redie dimana Zion Redie berkata kepadanya bahwa kami bertemu dalam suatu perjalanan di pesawat, dan itu adalah pertama kalinya ia menerima suatu perkataan profetik, yang berdampak besar bagi hidupnya.
Saya tidak ingin menjadi sombong dan berpikir bahwa karena doa-doa saya yang bekerja bagi semua kesuksesannya karena Zion Redie juga memiliki orangtua yang luar biasa dan dukungan dari keluarga yang mengasihi. Tetapi melalui semua itu Tuhan mengajarkan kepada saya pentingnya kuasa untuk melepaskan atau menerima perkataan profetik, entah dalam sebuah pesawat, atau di dalam kebaktian gereja, atau dimana saja, dan juga adanya dampak dari suatu ketaatan atas tugas doa yang kita terima dariNya.
Pentingnya Pernikahan Zion
Pada tanggal 4 September 2010 saya menuju Sacramento, California untuk bergabung dengan Lou Engle di dalam doa di The Call Sacramento dan saya lalu menghubungi Zion Redie kembali. Saya tahu bahwa ia telah bertunangan dan akan segera menikah. Zion Redie telah memberitahu saya bahwa ia akan menikahi seorang hamba Tuhan Afrika Amerika yang luar biasa, seorang pendeta bagi anak muda di suatu gereja yang dipenuhi Roh Kudus. Pernikahannya akan diselenggarakan pada 25 September 2010. Ia berkata bahwa ia akan memenuhi panggilannya dalam pelayanan bersama suaminya dan akan menjadi seorang pembuat standar bagi generasi selanjutnya, dan juga akan menjadi seorang mentor bagi banyak wanita muda. Bagi saya itu sungguh terdengar seperti Ester.
Menariknya, tanggal 25 September itu, hari pernikahannya, terjadi pada Hari Raya Pondok Daun. Mungkin Zion Redie tidak menyadari tentang hal ini, begitu juga dengan saya, sampai saya bertemu dan berbincang-bincang dengan seorang pendeta Yahudi Mesianik yang saya temui. Hari Raya Pondok Daun berlangsung selama 8 hari, dan dianggap sebagai Puncak Hari Raya. “Pondok Daun” berbicara tentang hari dimana Anak Allah akan berdiam di antara manusia, menghapus setiap air mata, dan membawa ‘jaman keemasan’ yang didambakan manusia…”
Zakaria 14:16 berkata bahwa segala bangsa akan datang berziarah untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun ini. Hari raya ini diperingati dengan membangun tenda sementara yang dibuat oleh keluarga-keluarga Yahudi saat mereka keluar dari Mesir, dan bagaimana Allah menjadi tiang awan pada pagi hari, dan tiang api pada malam hari dan berdiam di antara umatNya, menyediakan perlindungan, keselamatan, ketenangan dan persediaan. Pondok atau tenda ini disebut Sukkot, bentuknya menyerupai tudung pernikahan dalam pernikahan Yahudi yang disebut Huppah, yang memberikan pewahyuan bahwa Allah akan menikahkan diriNya dengan Israel dan bangsa-bangsa di bawah tudung pernikahan tersebut. Karena itu hari raya Pondok Daun selalu dipenuhi dengan sukacita seperti keluarga Yahudi yang sedang merayakan suatu pernikahan. Seperti yang dikatakan dalam Yesaya 62:4-5: “Sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai.”
Pendeta Yahudi Mesianik ini menerangkan bahwa hari raya Pondok Daun juga merupakan pendahulu bagi perayaan pernikahan Yahudi, saat mempelai pria datang kepada mempelai wanitanya, seperti Mempelai Pria Surgawi kita akan kembali bagi Mempelai WanitaNya! Luar biasanya, Zion Redie juga akan menikah pada saat hari raya itu berlangsung !
Pernikahan Zion Redie Melambangkan Suatu Pewahyuan Pengantin antara Tuhan dengan Israel, Bangsa-Bangsa dan Generasi Muda
Angka 8 secara Alkitabiah melambangkan suatu awal baru, dan yang menarik bahwa 8 tahun telah berlalu sejak pertemuan kami di pesawat, dimana Tuhan berkata kepada saya bahwa Ia telah mempersiapkan "Zion" bagi suatu pernikahan, dan pernikahan Zion Redie yang akan berlangsung pada hari raya Pondok Daun, yang biasanya juga berlangsung selama 8 hari, merupakan tanda bagi suatu awal yang baru. Bahkan, Yesaya 62:2 berkata, “Dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru…” Pikirkanlah, Tuhan tidak hanya akan mempersiapkan Zion bagi suatu pernikahan, namun karena pernikahannya, Zion akan diberikan suatu nama baru (gambaran yang sangat tepat dari Yesaya 62:2), dan Zion Redie sendiri, sebagai isteri seorang hamba Allah, ia juga akan melangkah menuju suatu panggilan baru untuk menyiapkan mempelai-mempelai Kristus bagi kembalinya Sang Mempelai Pria !
Secara profetik, saya merasa bahwa pernikahan Zion Redie mewakili suatu pewahyuan pengantin dari Tuhan pada saat ini. Hal tersebut juga melambangkan Yahudi Mesianik yang akan bersatu dengan bangsa-bangsa secara global, saat suatu generasi yang baru menerima hati Allah bagi Israel. Saya juga merasa ini sebagai tanda bahwa Tuhan akan membangkitkan lebih banyak lagi rumah-rumah doa di pusat-pusat kota untuk Tuhan dapat berdiam di antara umatNya dan merupakan satu kesatuan Tubuh Kristus. Tak kalah pentingnya, hal ini menunjukkan bagaimana kekudusan dan ketaatan hidup kita kepada Allah adalah tanda bagi kedatanganNya. Seperti kata Dehaviland Brown, “Hidupku HARUSLAH menjadi tanda bagi datangnya Mempelai Pria. Jika kita terus mengejar untuk tibanya hari dimana kita akan bertemu muka dengan muka denganNya, maka kita akan terus mengejar untuk sepenuhnya menjalani hidup ini!”
Kita Tak Boleh Berhenti Berdoa Bagi Israel, Bangsa-Bangsa Dan Generasi Selanjutnya – Berdoalah Hingga Keselamatan Tiba dan “Menyala Seperti Suluh”
Seluruh peristiwa ini sungguh berarti bagi saya. Kitab Yesaya 62:6-7 berkata: “Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemashyuran di bumi.”
Ingat, saya mendoakan Zion Redie dan telah bertindak sebagai seorang pengintai, pada saat saya mengetahui bahwa ia, bagi saya pribadi, mewakili generasi selanjutnya, dan engkau tak tahu betapa sungguh menguatkan melihat buah dari berjerih payah bersama Allah di dalam doa. Apakah Tuhan telah menugaskanmu untuk berdoa bagi anak laki-laki atau anak perempuanmu atau generasi muda yang mewakili generasi selanjutnya atau bagi Israel, bagi bangsa-bangsa ? Jika saatnya engkau untuk berdoa bagi semua yang Tuhan telah tugaskan bagimu, kita tak boleh menyerah, terlepas dari apapun yang statistik atau berita katakan. Apa yang saya pelajari adalah saat berdoa bagi “Zion Redie” selama ini, meski disarati oleh berbagai berita dan statistik yang buruk tentang generasi muda, namun kita harus melihat melampaui dari itu semua, yakni melihat kepada Allah yang hidup yang mendengar dan meresponi doa kita. Entah kita langsung melihatnya ataukah tidak, tetapi sesuatu pasti telah terjadi di alam supranatural pada saat kita berdoa.
Sedangkan panggilan bagi saya, saya takkan tinggal tenang. Saya akan terus mengingatkan Allah, demi banyak “Zion-Zion” untuk generasi selanjutnya, agar terluput dari semua jebakan jaman ini, dan akan terus berseru kepadaNya bagi keselamatan mereka hingga keselamatan tiba bagi generasi ini dan “…menyala seperti suluh” (Yesaya 62:1).
Apakah engkau seorang guru, pekerja sosial, seorang pelatih, pekerja bagi anak-anak muda, pendeta atau apapun, apakah engkau akan menyerah atas tugas yang Tuhan telah berikan kepadamu ? Saya berdoa agar kesaksian Zion Redie ini dapat menguatkan dan menolong engkau untuk mengerti bahwa jerih payahmu tidaklah akan sia-sia! Dan bagi engkau yang telah berhenti berdoa untuk panggilanmu, segeralah bangkit kembali segera dan kembalilah ke tembokmu. Mereka membutuhkanmu ! Kita tak dapat berhenti hingga apa yang selama ini kita serukan menjadi suatu kemashyuran di bumi.
Inilah saatnya bagi kita, sebagai para sahabat dari Mempelai Pria, untuk berjuang agar jiwa-jiwa diselamatkan dan banyak hidup yang akan diubahkan dan menyiapkan suatu generasi yang siap untuk bertemu dengan Kristus Yesus. Pada hari itu, Wahyu 19:7 berkata, “Marilah kita berukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia.” - Will Ford

No comments:

Post a Comment