Monday, November 15, 2010

Tuhan Elohim Sedang Membangkitkan UmatNya Yang Dapat Berjalan BersamaNya Seperti Henokh – Secara Alami Menjadi Supranatural dan Jatuh Cinta Dengan Surga

“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yg tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.” – Yoel 2:28
Dalam doa saya baru-baru ini, saya bertanya kepada Tuhan, “Seperti apakah anak Tuhan itu?” Dan Tuhan menjawab, "Henokh". Lalu saya mulai mempelajari kisah kehidupan Henokh dan meski tidak banyak hal yang diceritakan tentangnya dalam Alkitab tetapi ada satu hal mendorong kita untuk kita pelajari yakni secara alami menjadi supranatural. Sebagai orang Kristen, kita tidak seharusnya memisahkan siapa kita sebenarnya dari apa yang sedang kita kerjakan karena kita adalah anak-anak Tuhan. Apapun yang kita lakukan dalam hidup seharusnya mengalir ke tempat itu. Kita disebut bait sucinya Roh Kudus, kitalah pembawa kemuliaan Tuhan.
Di atas kayu salib, perkataan Yesus yang terakhir adalah, “…sudah selesai” (Yohanes 19:30). Dalam bahasa Yunani, secara harfiah artinya adalah dibayar lunas. Dibayar lunas adalah istilah yangg dipakai dalam dunia ekonomi pada zaman Kristus. Kekristenan tidak pernah dimaksudkan hanya sebagai suatu peristiwa, melainkan sebagai suatu gaya hidup. Saat kita melihat kehidupan Henokh dengan mata yang baru, kita akan memahami dengan lebih jelas tugas kita di dunia ini yakni berjalan bersama Tuhan sebagai anak-anakNya.

Apa Artinya Berjalan Bersama Tuhan dan Bagaimana Kita Dapat Melakukannya
Salah satu hal yang sangat penting disebutkan tentang Henokh dalam Alkitab adalah bahwa ia “…bergaul dengan Tuhan…” (Kejadian 5:24). Saya yakin pekerjaan utama Henokh adalah untuk terus bergaul dengan Sang Maha Tinggi. Persekutuan dengan Tuhan adalah gairah terbesarnya. Hal ini sangat terbalik dengan keadaan kebanyakan orang kristen masa kini yang mengutamakan keberhasilan dan kepopuleran. Keberhasilan dalam Kerajaan Surga tidak ditentukan dengan seberapa terkenalnya kita di bumi. Saya pernah mendengar Bill Johnson, Pastor Bethel Church di Redding, California, berkata, “Kita dikenal di surga dan ditakuti di neraka.” Persahabatan dengan Tuhan – yaitu bergaul denganNya – adalah hal yang terpenting di akhir zaman ini. Seberapa baik kita mengenal Tuhan harus menjadi pencarian dan prioritas utama dari setiap orang percaya. Identitas kita seharusnya tidak pernah ditentukan atas segala keberhasilan dari apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini bahkan apa yang kita lakukan bagi Tuhan. Identitas sejati kita harus muncul dari seberapa dalam hubungan kita dengan Bapa kita, dengan Roh KudusNya.
“Dan Henokh hidup bergaul dengan Tuhan, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” – Kejadian 5:24
Kata bergaul dalam bahasa Ibrani adalah halak, yang berarti berjalan naik turun. Pengertiannya adalah bahwa Henokh telah berulangkali mengunjungi Surga. Kini kita berada di musim dimana pintu-pintu seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu 4:1 sedang dibukakan dan undangannya masih tetap sama, “…Naiklah kemari.” Pernyataan ini sangat kontroversial, namun kini Tuhan membangkitkan suatu umat yang akan hidup dalam realita bahwa surga kini adalah rumah mereka. Akan ada pewahyuan yang kita terima seperti yang Daud pernah katakan, “Aku ini orang asing di dunia…” (Mazmur 119:19).
“Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yg tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air. Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yg tlh mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.” – Ibrani 11:13-16
Saat realita kekekalan menyentuh hati kita, kita takkan berpegang pada hal-hal yang sementara lagi. Tuhan kini sedang membangkitkan sekumpulan orang yang memiliki hati seperti Henokh. Berjalan bersama Tuhan dalam hal-hal yang supranatural dan jatuh cinta kepada Surga sehingga Tuhan berkata, “Karena engkau suka berada di sini, mengapa engkau tidak tinggal saja disini?”
Di tengah kesibukan kita, Alkitab berkata “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Tuhan” (Mazmur 46:11). Saya mengajak anda untuk belajar menemukan keheningan di lingkungan apa saja. Sebagai seorang hamba Tuhan yang sering bepergian, saya mendapati betapa perlunya memiliki momen-momen keheningan yang berharga, baik di tengah bandara yang sibuk, atau di tengah kerumunan orang banyak. Dalam melakukan hal ini, saya tidak sedang menjangkau Tuhan yang bisa berada di mana saja, namun kepada Bapa dan Sahabatku yang berdiam di dalam saya. Suatu hubungan yang sejati dengan Tuhan akan menginspirasi orang-orang di sekitar kita, bukan sekedar dengan doktrin, namun dengan gairah kita.
“Setelah Henokh hidup 65 tahun, Ia memperanakkan Metusalah.” – Kejadian 5:21
Dari ayat ini kita mempelajari bahwa Henokh memiliki anak, sehingga kitapun bisa menganggap bahwa ia memiliki isteri. Dalam kitab Yudas kita membaca bahwa ia adalah seorang nabi (ayat14). Jadi Henokh tidak bersembunyi di dalam gua. Ia memiliki tanggung jawab sebagai seorang ayah dan suami, namun demikian ia tetap mampu memiliki waktu untuk bergaul bersama Tuhannya. Kehidupan Henokh menjadi teladan dalam gaya hidup berdoa dan hal-hal yang ilahi, bukan sekedar mendengar Roh dalam lingkungan Kristen saja, namun bergaul di dalam Roh , dalam suatu sikap doa yang terus-menerus dengan satu telinga yang selalu mengarah ke surga..
Dalam Yesaya 50 dikatakan bahwa Tuhan mempertajam telinga kita setiap pagi. Persekutuan yang terus-menerus dengan Bapa adalah mungkin, dan hal inilah yang diinginkan oleh Bapa. Tapi sering kita berkata, “Saya tidak punya waktu.” Hal yang paling Tuhan inginkan dari kita saat ini adalah waktu kita! Dalam Wahyu 3:18 Yesus berkata untuk membeli dariNya emas yang telah dimurnikan dalam api. Menariknya, Yesus berkata untuk membeli dariNya. Lalu pertanyaannya, “Berapakah harga emas tersebut?” Seorang teman saya menanyakan hal ini kepada Tuhan dan Ia menjawab, “Seharga hidupmu, namun saat ini Aku menginginkan waktumu.” Menurut Matius 6:6, sangatlah penting untuk pergi ke suatu tempat tersendiri untuk memiliki waktu sendirian bersama Tuhan.
Smith Wigglesworth berkata, “Saya berdoa tidak lebih dari 15 menit, namun saya tidak melangkah lebih dari 15 menit tanpa berdoa.” Ketika pengertian akan doa menjadi lebih dari hanya sekedar persekutuan dengan Tuhan – Bapa dan Sahabat kita – maka berdoa bukanlah lagi menjadi tugas kita sebagai orang Kristen, melainkan sebuah hak istimewa dan keinginan terdalam yang akan selalu ada dari hati kita. Teknologi modern adalah baik, namun juga dapat menjadi gangguan bagi kesederhanaan pengabdian kita kepada Allah.

Kita Harus Bersedia Mengijinkan Roh Kudus untuk Memisahkan Kita
Terakhir, Henokh berarti dipersembahkan atau dikhususkan. Jika kita ingin bergaul dengan Tuhan seperti Henokh, kita harus bersedia mengijinkan Roh Kudus untuk memisahkan kita. Baru-baru ini saya bermimpi dimana seorang pria yang saya kenal sebagai penyampai suara profetik bertanya, “Apakah engkau ingin mengetahui kunci lawatan?” Katanya, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan?” Dengan segera roh saya menjawab, “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.”
Lalu pria itu menatap saya dan berkata, “Dalam ketenangan dan keheningan.” Saat kita menenangkan diri kita di hadapan Tuhan dan menantikan kehadiranNya, Roh KudusNya akan mulai melepaskan sifat asliNya ke dalam diri kita. Kekudusan bukanlah sebuah kata yang menakutkan dan menjadi beban. Kekudusan adalah menjadi seperti Kristus. Kekudusan bukan berbicara tentang apa yang anda lakukan dan tidak lakukan atau sekumpulan peraturan. Di luar dari saat keheningan kita dengan Tuhan, kita akan mulai mempelajari apa yang disukai dan dibenciNya, lalu kita memilih karena kasih dan melakukan hal-hal yamg Ia sukai.
Saat kita belajar berdiam dalam hadirat Tuhan, kemuliaanNya akan mulai tinggal di atas kita. Para pemimpin di Yerusalem menganggap Petrus dan Yohanes orang biasa yang tidak terpelajar, namun ketika mereka mendengar keduanya berbicara – mereka tahu bahwa kedua orang itu adalah pengikut Yesus (Kisah Rasul 4:13). Ketika menghabiskan waktu bersama Yesus, hadiratNya menyertai kita. Para malaikat menyukai hadirat Tuhan, dan jika anda adalah seorang pembawa kemuliaanNya, mereka pun akan mengelilingi anda. Mereka yang bergaul dengan Tuhan mengubah atmosfir kemana pun mereka pergi, hanya dengan kehadiran mereka saja.
Charles Finney pernah memasuki suatu pabrik dan para pekerja rebah dan berseru, “Apa yang harus kami lakukan agar dapat diselamatkan?” Realita kehadiran dan kemuliaan Tuhan kini sedang dilepaskan kemblai bagi Gereja akhir zaman. Mata kita kini terbuka untuk melihat bagaimana cahaya kemuliaan Tuhan yang berdiam atas kita untuk mempengaruhi dunia di sekitar kita.
“Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!” – Kolose 1:27

Apa yang Diajarkan Oleh Kehidupan Henokh Bagi Kita
Henokh adalah jenis manusia dalam Tuhan yang telah dewasa. Kehidupannya menunjukkan pada kita bahwa di tengah tanggung jawabnya (untuk anak, isteri ataupun pekerjaan), ia masih mampu bergaul dengan Tuhan dalam suatu persekutuan yang intim. Tuhan kini memanggil kita untuk bergaul denganNya – untuk secara alami menjadi supernatural – dengan kepala kita menengadah ke Surga dan kaki kita berada di bumi, untuk menjalankan rancangan-rancanganNya.
Kehidupan Henokh mengajarkan banyak hal bagi kita, untuk mendapati keberhasilan kita dengan menjadi sahabat Tuhan, untuk menjalani hidup dimana hadirat Tuhan lebih dihargai dibanding apapun harta yang ada di dunia ini, dan bahwa surga kini adalah rumah kita. Ketahuilah bahwa ketika kita bergaul dengan Tuhan, keinginanNya menjadi keinginan kita dan kesukaanNya menjadi kesukaan kita. Saya telah mendengar suara yang mengundang untuk naik ke atas, dan untuk itu kita berkata, “Baik, Tuhan!” - Ivan Roman

No comments:

Post a Comment