Tuesday, February 1, 2011

Penglihatan - Melalui Pintu Penyerahan

Dalam suatu penglihatan, Tuhan memperlihatkan kepada saya satu pemandangan yang terbentang di hadapan saya. Sepertinya itu adalah suatu pemandangan dari suatu kota kuno atau perkampungan zaman dahulu kala. Terdapat tembok batu yang mengelilingi desa atau kota kuno tersebut dan tembok-tembok batu tersebut sangat tebal dan tinggi. Batu-batu pada tembok itu sudah sangat tua dan tumbuh-tumbuhan memenuhi retakan-retakan yang terdapat pada tembok itu.
Terlihat pada pemandangan tersebut hari sudah menjelang malam. Saya melihat beberapa orang sedang duduk-duduk di sekeliling dekat tembok batu tersebut. Beberapa orang ada pula yang berkemah di luar tembok dan duduk dekat api namun ada pula orang yang berjalan mengelilingi tembok untuk masuk ke sisi sebelahnya dari tembok itu. Saya tidak dapat melihat sisi yang sebelahnya dari tembok itu jadi saya hanya mengawasi terus pemandangan yang terbentang di hadapan saya itu. Saya memperhatikan kembali tembok-tembok batu tersebut untuk beberapa saat lamanya. Selain tembok-tembok itu sudah sangat tua, seperti yang saya ceritakan sebelumnya dan juga tembok sangat tinggi dan lebar ternyata juga terdapat banyak celah disana-sini yang saya duga dipergunakan sebagai jendela-jendela. Tidak ada pintu masuk pada tembok ini kecuali hanya satu pintu gerbang yang sudah sangat tua tetapi dihalangi oleh semak-belukar yang berduri serta tumbuh-tumbuhan liar lainnya.
Mungkin itulah sebabnya orang-orang tadi berjalan memutar ke sisi yang lainnya. Nampaknya tidak ada orang yang mau membersihkan pintu gerbang itu ataupun melewatinya untuk sekian waktu yang lama. Yang terlihat pada sekitar tembok itu hanyalah sebuah kemah dengan beberapa orang saja dan semak-belukar yang tumbuh dimana-mana.
Saya kemudian dipenuhi rasa ingin tahu tentang pintu gerbang itu. Dalam sekejap, ketika saya berpikir tentang pintu itu, saya dibawa semakin mendekati pintu tadi, dalam visi tersebut.
Pintu gerbang itu memang dipenuhi oleh semak-belukar yang berduri dan ada suatu perasaan yang tidak menyenangkan ketika melihatnya. Saya sendiri juga akan berpikir ulang jika harus menyingkirkan semak-belukar berduri tersebut agar bisa masuk karena pasti akan menyebabkan luka-luka pada tubuh saya jika saya mencoba untuk melakukannya. Pintu gerbang itu tertutup rapat ketika saya mencoba mengintipnya melalui celah dari semak-semak berduri itu. Pintu itu juga nampak sangat berat dan ada sebuah kunci yang besar masih terletak di dalam lubang kuncinya. Tetapi nampaknya tidak ada orang yang mau mengambil kunci ini.
Saya tertawa karena tidak ada satupun orang yang mau mengambil kunci ini hanya karena semak-belukar berduri yang tumbuh di sekeliling pintu ini! Saya berdiri sambil memandangi pintu tersebut. Kemudian saya melihat ada sebuah tulisan terdapat pada bagian atas pintu. Sangat sukar untuk membacanya karena semak-belukar tumbuh menutupinya. Saya mencoba untuk menyingkirkan ranting-ranting yang menutupi tulisan tersebut. Tulisan tersebut nampaknya sudah sangat lama dan dituliskan pada batu di atas pintu dan saya membaca “Penyerahan”.
Saya terkejut dan mundur ke belakang sambil bertanya-tanya sudah berapa lama pintu itu ada disana.

Siapa yang telah membuatnya dan mengapa tidak lagi digunakan. Mengapa tidak ada orang yang mau memperdulikan dan membersihkan jalan masuk lewat pintu ini menuju ke desa atau ke kota itu.
Kemudian Tuhan berkata kepada saya, “Penyerahan adalah pintu yang hampir tidak pernah digunakan.”
Saya berbalik dan Tuhan berdiri di dekat saya.
Ia menunjuk kepada pintu gerbang tersebut.
KataNya lagi, “Pintu gerbang ini adalah yang terutama dari antara semua namun demikian paling tidak dikenali. Pintu ini juga paling dibenci dan paling ditakuti dan manusia akan berusaha melakukan apa saja agar tidak memasukinya atau melewatinya walau sesungguhnya ini merupakan jalan masuk tercepat ke tempat tujuan tanpa harus berputar mengelilingi tembok.”
“Seperti engkau sudah perkirakan, kota ini melambangkan rumahKu dan keadaannya kini banyak yang rusak dan memerlukan pekerjaan yang ahli. Begitu banyak pintu tetapi pintu-pintu yang sangat penting justru sering disalahgunakan, tidak diperdulikan, ditolak, dikuasai atau dalam keadaan rusak dan terbengkalai. Yang paling banyak digunakan adalah pintu-pintu yang membawa kepada urusan-urusan mereka sendiri atau ke tempat-tempat pertemuan mereka.”
Ia lalu berjalan menuju ke semak-belukar yang berduri dan mengambil satu pada tanganNya.
Tuhan menunjuk dan berkata kepada saya, “Dapatkan engkau masuk melalui pintu ini?” Saya menggelengkan kepala saya, dan berkata, “Tidak, tanpa membersihkan dahulu jalannya.”
Tuhan tersenyum lebar. “Ya,” Ia berkata, “Itulah yang sedang Aku lakukan.”
“Banyak orang mengira mereka dapat masuk kepada apa yang sedang Aku kerjakan dengan melewati pintu ini lalu keluar kembali ke jalan yang lainnya. Tetapi tidak ada pintu lain yang dapat dilalui oleh manusia untuk dapat masuk karena AKU ADALAH PINTU ITU, dan barangsiapa yang mau datang kepada Bapa, hanya bisa masuk melalui pintu ini. Hanya melalui penyerahan sepenuhnya kepadaKu, mereka bisa masuk ke dalam.”
“Aku tidak sedang berbicara hanya tentang KESELAMATAN. Aku memiliki banyak domba di padang-padang rumputKu.”
“Aku berbicara mengenai tinggal di dalam Aku dengan sepenuhnya. Penyerahan dapat terjadi hanya apabila engkau sungguh-sungguh menyerahkan semua perkara (setiap situasi kehidupan dan juga materi) lalu mengenakan kuk yang Aku pasang ke atasmu, dan meminum dari cawanKu. Hanya sedikit yang dapat melakukannya. Banyak yang memakai NamaKu, DarahKu, FirmanKu dan TakhtaKu tetapi mengakuinya sebagai milik mereka. Tetapi beberapa ada yang sungguh-sungguh telah mati bagi diri mereka dan meletakkan diri mereka di kakiKu, memberikan hidup mereka kepadaKu untuk menyatakan gambarKu. Hanya sedikit yang mau serupa denganKu, mempunyai pikiranKu, dan hidup seperti Aku. Dan lebih sedikit lagi yang menyerahkan sepenuhnya kepadaKu.”
“Aku datang kepada mereka yang menjadi kepunyaanKu. Yang mau menyerahkan sepenuhnya kehidupan mereka kepadaKu dan hidup dalam kuasa salib. Aku datang kepada mereka yang mau memikul salibKu dan meminum dari cawanKu. Aku datang kepada mereka yang mengerti arti penderitaanKu dan sukacitaKu. Aku datang kepada mereka yang memakai TandaKu dan membawa NamaKu dalam kehidupan mereka. Karena sungguh Aku menulis hukumKu dan namaKu dalam hati dan pikiran umatKu yakni mereka yang menyerahkan hati dan pikirannya kepadaKu dan sepenuhnya berjalan mengikuti jalan-jalanKu. Mereka adalah yang juga mau menanggung segala celaan manusia pada tubuh jasmani mereka karena mau hidup dalam kekudusanKu. Mereka telah mengijinkan pekerjaan BapaKu membakar mereka baik dari dalam maupun dari luar mereka. Merekalah adalah sungguh-sungguh orang-orang benar.
Yesus kemudian mundur dan melangkah lebih dekat ke tempat saya sedang berdiri. Dia melihat saya dan berkata “Aku ingin engkau masuk melewati pintu gerbang tersebut.”
Sekali lagi saya melihat kepada pintu itu serta semak belukar berduri yang tumbuh disekelilingnya. Sambil menelan ludah dan berkata, “Baiklah, saya akan membersihkan jalan itu. Saya akan membuka jalan itu agar orang lain dapat melewatinya kembali.”
Saya kemudian berbalik menuju pintu gerbang itu dan mulai membersihkan ranting-rantingnya. Saya menarik ranting-ranting itu tetapi ternyata tidak dapat digerakkan. Semak belukar berduri itu tidak bergerak sama sekail, seolah-olah menempel di tempatnya. Semak belukar itu sangat kuat dan telah sangat lama, akarnya telah tertanam kokoh di dalam tanah. Ini sungguh akan memerlukan kerja keras.
Saya lalu berusaha dengan sekuat tenaga dan memikirkan cara-cara untuk menyingkirkan ranting-rantingnya. Namun tampaknya tidak berhasil. Saya lalu melihat ke sekeliling saya dan mencari sesuatu yang dapat digunakan untuk menggali. Saya berpikir bila saya menggali akar-akarnya maka saya akan dapat menarik ranting-ranting itu satu persatu. Akan tetap saya tidak menemukan sesuatupun. Tuhan masih berdiri di sana dan juga tidak memiliki alat penggali.
Tuhan memperhatikan saya dengan seksama. Saya mulai merasa frustasi lalu berdiri. Semak-semak liar berduri itu bukan saja tidak bergerak tetapi juga telah melukai dan mencakar saya. Saya tidak membuat kemajuan apapun. Saya memandangi semak-semak berduri itu lalu duduk.
Saya memperhatikan tembok-temboknya, tidak ada apapun di sekitarnya yang dapat digunakan sebagai pengungkit, untuk mencongkel semak itu dari bagian bawah. Tidak ada kayu atau apapun. Ada beberapa orang yang sedang berkemah tidak jauh dari saya tetapi mereka hanya memperhatikan saja. “sepertinya mereka tidak mau menolong saya,” saya berpikir.
Tuhan duduk di sebelah saya. Ia lalu berkata kepada saya, “engkau tidak dapat menyingkirkan semak-semak berduri itu dengan usahamu sendiri.”
“Manusia membuat kekeliruan dengan berpikir mereka dapat memakai caranya sendiri untuk datang kepadaKu. Mereka dapat saja mencoba membersihkan hidup mereka dan memperbaiki segala keadaan mereka sendiri. Tetapi pada saat engkau sampai pada jalanmu yang buntu dan menyadari bahwa engkau tidak dapat melakukan apa-apa lagi dan engkau bukanlah apa-apa tanpa Aku, maka engkau akan benar-benar menyerahkan semuanya kepadaKu. Tetapi manusia pada dasarnya tidak ingin menyerahkan keinginan-keinginan mereka.”
“Hanya Aku yang dapat menyingkirkan semak-semak berduri itu. Semak-semak liar berduri itu adalah pertahanan yang manusia dirikan yang sesungguhnya telah menghalangi mereka untuk datang kepadaku. Setiap semak liar berduri itu melambangkan benda-benda yang dapat memberikan kepada mereka rasa aman, rasa nyaman dan kekuatan. Benda-benda itu menaikkan citra dirimu dan membuat engkau berpikir bahwa hidupmu telah lengkap. Pada benda-benda itulah engkau bergantung akan kehidupanmu dan identitasmu.”
“Hanya pada saat engkau dapat memahami bahwa Akulah Tuhan yang sesungguhnya dalam hidupmu sehingga engkau tidak terpisah lagi daripadaKu dan kehendakmu adalah kehendakKu maka engkau akan benar-benar dapat menyerahkan semak-semak liar berduri dalam hidupmu itu kepadaKu. Jika tidak, engkau akan meninggikannya dan menggunakannya untuk tujuan-tujuan bagimu dan melepaskan semua kehendakKu bagi hidupmu. Jika manusia memilih kehendakKu dengan berserah sepenuhnya kepadaKu maka apiKu akan datang. ApiKu itu akan membakar semua semak belukar dan pertahanan yang ada yang telah menghalangi mereka untuk mengenal keintiman denganKu. ApiKu akan membakar habis seluruhnya supaya engkau dapat membuka pintu selebar-lebarnya dan berjalan bersamaKu dalam kebebasan.”
Saya berdiri dan menghampiri semak-semak liar berduri tersebut. Saya melihat semak-semak tersebut dan menyentuh ranting-rantingnya yang berlilit-lilit dan kusut. Saya berkata, “Tuhan, saya menyerah kepadaMu dengan sepenuhnya. Kirimkanlah apiMu dan bakarlah semua yang masih ada, semua pertahanan, semua identitas dan semua kehendak diri saya. Saya bukanlah apa-apa tanpa Engkau.”
Tiba-tiba, semua semak-semak liar berduri mulai terbakar di hadapan saya. Semak-semak itu menyala dan mengeluarkan percikan-percikan api. Saya mundur dan memperhatikan semak-semak itu terbakar. Semak-semak itu mengeluarkan suara berdetas-detus ketika api membakar daun-daun serta ranting-rantingnya. Ada semacam rasa damai ketika saya melihat semak-semak itu terbakar. Saya menunggu hingga semak yang terbakar itu menjadi bara-bara api disana-sini.
Saya kemudian berjalan melalui bara-bara api yang masih menyala itu dan mendekati pintu gerbangnya. Pintu gerbang tersebut tertutup dan kuncinya masih menempe; di dalam lubang kunci yang telah tua itu. Pintu itu sangat berat, sangat besar dan tua. Pinggiran panel-panelnya seluruhnya dari baja. Kunci itu sendiri merupakan sebatang kunci yang sangat besar dan tua dan mempunyai pegangan yang berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Saya meletakkan tangan saya ke dalam lubang pegangan itu.
Tangan saya sangat pas di dalam lubang pegangan tersebut. Saya memegang kunci itu lalu memutarnya tetapi kunci itu tidak mau bergerak. Kunci itu sudah berada sangat lama dalam lubang kuncinya dan seolah-olah sudah menempel. Saya berpikir untuk beberapa saat. Apakah kuncinya? Lalu saya mengingat saya akan masuk ke dalam melalui Darah itu. Lalu saya berkata, “Darah Yesus Kristus telah membayar hukuman untuk dosa-dosa saya supaya saya dapat masuk sepenuhnya dan berjalan bersamaNya dalam keintiman.”
Kunci itu lalu dapat digerakkan berputar dan terdengar suara klik. Saya memegang pintu itu. Pintu itu sangat besar dan menjulang tinggi di atas saya dan semua orang dapat masuk melewatinya ketika pintu itu terbuka. Tuhan kemudian berfirman, “Akulah pintu dimana manusia dapat masuk karena Aku telah membuat jalan itu tersedia bagi semua orang. Aku bersedia membiarkan semua masuk bagi mereka yang mau tetapi hanya sedikit yang bersedia..”
“Kebanyakan orang pergi berputar mengelilingi pintu gerbang ini dan mencari cara lain untuk masuk ke dalam rumahKu. Mereka tidak pernah mau berurusan dengan akar-akarnya, semak-semak liar yang berduri dan menyerahkannya dengan sungguh-sungguh kepadaKu segala kehendak mereka karena Aku bukanlah benar-benar Tuhan dalam hidup mereka.”
“Aku menerima setiap anak-anakKu yang mau datang kepadaKu dan membawa setiap mereka melalui pintu-pintu gerbang menuju RumahKu. Setiap orang memegang satu kebenaran, dan satu kunci untuk hidup mereka. Setiap Kebenaran dan kunci itu membawa mereka lebih dekat kepadaKu dan membawa kepada mereka pengetahuan yang lebih mendalam tentang Aku. Tetapi tidak ada pintu gerbang yang lain yang dapat membawa mereka lebih dekat ataupun lebih intim denganKu, selain daripada pintu gerbang ini. Dan pintu ini adalah pintu yang paling ditolak dan paling ditakuti.”
“Jika engkau tidak berserah sepenuhnya kepadaKu dan menjadi satu denganKu dan mengambil keserupaanKu dan hidupKu, Aku sesungguhnya tidak mengenal engkau. Kecuali engkau sepenuhnya berubah, engkau tetap seorang asing bagiKu dan akan dilemparkan ke luar ke dalam kegelapan pada hari kedatanganKu.”
“Manusia mengira mereka dapat tinggal dalam kebenaran-kebenaran-Ku dengan mengambil beberapa bagian disana-sini lalu menjadikannya dasar dan pertahanan tetapi mereka gagal memakai Aku, Sang Firman Yang Hidup, Kepenuhan dari Sidang Musyawarah Tuhan, dalam hidup mereka sehingga mereka tidak dapat berubah dengan sepenuhnya. Mereka hanya akan semakin terjerat melalui usaha-usaha mereka itu dan semakin terpisah daripadaKu.”
“Tetapi engkau haruslah menerima Aku dengan sepenuhnya, memberikan dirimu berserah total kepadaKu dan menjadikan Aku sepenuhnya sebagai satu-satunya Tuhan dalam hidupmu. Hanya Akulah yang dapat membuat engkau menjadi citra dan gambarKu dan bukan engkau sendiri. Jangan mengambil hanya satu kebenaranKu saja dan mengabaikan yang lainnya tetapi terimalah dengan seluruh perkataanKu dan biarkan bekerja dalam hidupmu. Jangan meninggikan satu kebenaran di atas yang lainnya lalu membangun atas dasar yang satu itu tetapi kunyahlah seluruhnya dan berdiam dalam engkau.”
“PerkataanKu haruslah dikunyah dan bukan untuk membangun dan digunakan untuk tujuan-tujuan manusia. Ia haruslah diambil sepenuhnya dan buah-buahnya akan terlihat dalam hidupmu. Kehidupan yang ada dalam perkataanKu dan jika menjadi bagian di dalamnya dengan benar maka akan nampak secara lahiriah. Kehidupan yang berserah total adalah kehidupan yang dapat dilihat oleh semua orang. Tetapi juga dibenci oleh banyak orang.”
“Ketika Aku telah terrefleksi sepenuhnya maka perubahan yang benar telah terjadi.”
“Rumah ini adalah RumahKu yang telah dibangun atas banyak dasar dari generasi-generasi sebelum engkau. Ia telah menyaksikan banyak saat-saat kemuliaan dan saat-saat kekalahan. Sekarang ini telah hancur dan pada beberapa tempat, tidak dapat diperbaiki lagi, dan yang melewatinya ataupun melaluinya tidak memperbaiki tembok-temboknya atau membersihkan dan memperbaiki pintu-pintunya. Mereka hanya memperdulikan urusan-urusan mereka sendiri dan tidak kepada RumahKu. Mereka tidak ingin berubah. Tetapi akan berubah sekarang.”
“Aku akan membawa penjaga-penjaga pintu yang sebenarnya dan mereka akan membaiki pintu-pintu.”
“Aku akan meruntuhkan semua yang tidak dibangun olehKu pada saat-saat ini dan tidak akan ada yang dibangun oleh manusia akan tetap berdiri sementara RumahKu hancur dan dalam keadaan rusak. Setiap dasar akan disingkapkan dan kepunyaanKu akan bangkit. Akulah Tuhan atas RumahKu dan Aku akan mempunyai Rumah Yang Kudus yang dapat digunakan untuk tujuanKu.”
“Rajinlah dalam mencari kebenaran dan senantiasa rangkullah Aku dengan sepenuhnya. Ijinkan perkataanKu dibentuk di dalammu lebih dan lebih lagi, kunyahlah selalu perkataanKu. Jika perkataan-perkataanKu berdiam, Aku akan datang lebih mendalam lagi. Dan pada waktu engkau memberi lebih banyak ruang kepadaKu, Aku akan senantiasa makan dan minum denganmu dan memberikan “daging” dari meja BapaKu. Karena daging itu tidak diberikan kepada mereka yang hanya mengingini roti saja tetapi diberikan kepada mereka yang telah berserah sepenuhnya kepadaKu.”
Tuhan berbalik, mendorong pintunya hingga terbuka dan memasuki kota yang berkubu- Susan O'Mara

No comments:

Post a Comment