Friday, April 15, 2011

Suara Lonceng Pernikahan Sedang Berdentang dan Suara Shofar Bergema Di Yerusalem dan Di Seluruh Dunia

Saya mendengar suara lonceng-lonceng pernikahan yang sedang berdentang di Yerusalem dan bergema ke setiap bangsa di seluruh penjuru muka bumi ini. Suaranya terus meningkat di dalam roh. Lonceng-lonceng ini dengan segera memadamkan suara-suara “alarm” lainnya yang ada di bumi dan menyebabkan para penguasa, orang kuat dan roh-roh jahat di udara mulai berseru, “Pernikahan ini tidak boleh terjadi! Kita selama ini telah menaruh selubung di mata dan pikiran orang-orang Yahudi itu, umat pilihanNya itu, agar mereka terus dibutakan dari kebenaran. Mereka tidak akan pernah mempercayai Dia sebagai Mesias mereka!”

Shofar sedang ditiupkan di Yerusalem memanggil mempelai wanita dan Mempelai Pria untuk berada di bawah “Chuppah” (Kanopi/Tudung Pernikahan adat orang Yahudi).
“Chuppah” (kanopi/tudung pernikahan) yang melatar-belakangi pernikahan tersebut, diangkat tinggi-tinggi oleh para malaikat di atas mempelai wanita dan Mempelai Laki-laki. Saya merasakan bahwa Mempelai Laki-laki menuntut suatu pernikahan diadakan di tanah kelahiranNya.
Saya juga mendengar ketika suara shofar Tuhan berbunyi dari Yerusalem, musuh berteriak-teriak, “Apa itu? Suara shofar itu terdengar sama seperti suara yang kita dengar saat terjadi gempa bumi yang dahsyat dan tirai Bait Allah terkoyak dari atas sampai ke bawah yaitu saat kita menyangka kita telah membunuhNya! Suara shofar itu akan melewati pikiran-pikiran dan masuk ke dalam hati untuk memanggil pria dan wanita ! Bagaimana jika mereka mulai percaya dalam hati mereka karena suara shofar itu? Karena bukankah iman datang dari pendengaran akan suara Tuhan, kita pasti akan tenggelam jika suara yang berasal dariNya itu memiliki iman walau hanya sebiji buah sesawi saja di dalamnya!”

“Segera Bawalah Mempelai WanitaKu!”
Saya mendengar Tuhan berseru kepada para malaikat yang berada di empat penjuru bumi, “Segera bawalah mempelai wanitaKu yang Terkasih itu yaitu dia yang matanya tertutup oleh selubung!” Para malaikat segera mulai membawa para calon mempelai wanita yang terkasih itu dari lorong-lorong setiap bangsa di muka bumi ini. Pernikahan ini adalah untuk umat pilihanNya yakni orang-orang Yahudi, biji mataNya, dan tampaknya sedang mendapatkan perhatianNya yang pertama.
Mempelai wanita rohani ini lalu tampil pada pernikahan tersebut dan sebagaimana secara umumnya para mempelai wanita disana, terdapat cadar yang menutupi mata mereka. Saya merasakan bahwa mempelai wanita ini adalah seorang gadis Yahudi. Saat ia bertambah dekat, saya memperhatikan bahwa cadarnya ternyata menutupi seluruh wajahnya. Saya tidak hanya melihat seorang Yahudi secara spiritual pada mempelai wanita ini tetapi juga saya melihat keturunan dari Abraham secara spritual oleh karena iman Abraham. Setiap suku dan bahasa dapat terlihat saat mempelai wanita ini keluar dari setiap bangsa, agama dan tradisi, dan dibawa mendekat menuju Mempelai Prianya.

Pernikahan Ini Terjadi Pada Masa Peperangan
Saat kebencian meningkat terhadap umat pilihan Tuhan itu, biji mataNya, yaitu orang Yahudi, sesungguhnya lonceng-lonceng pernikahan sedang dibunyikan semakin kuat dan saat itulah Ia memanggil mempelai wanitaNya untuk mendekat ke sisiNya. Perang tampaknya akan menjadi salah satu dari “mereka yang membantu dalam pernikahan” yang akan mengantar mempelai wanitaNya berjalan menuju altar untuk memberikan dirinya sepenuhnya kepadaNya tanpa gangguan maupun rasa takut.
Lalu saya merasakan Bapa berbisik kepada Mempelai Pria, AnakNya, “Kini Engkau boleh membuka cadar dan mencium Sang Mempelai Wanita.” Cadar ini terangkat pertama-tama dari orang-orang Yahudi dan kemudian, berturut-turut, dari banyak orang dari setiap ras, suku, kaum dan bahasa yang dicium dan dibawa olehNya masuk ke dalam kamar Sang Mempelai Pria.
Sebagai penutup, saya merasakan Tuhan dengan mendesak memperkatakan, saat ini undangan pernikahan sedang dikirimkan, “Aku datang segera untuk menjemput Mempelai WanitaKu. Bersiaplah bagi Pernikahan ini!” – Bill Yount

No comments:

Post a Comment